
51% Silence: Bagaimana Djarum Mengambil Alih Permata Mahkota Indonesia
Bank • 19 Agustus 2025
Saat ini tidak ada laporan atau sumber kredibel yang mengonfirmasi pengambilalihan ilegal 51% saham Bank Central Asia (BCA) oleh Grup Djarum .
Latar Belakang BCA dan Grup Djarum :
BCA adalah salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Grup Djarum , yang dikenal dengan bisnis tembakaunya, juga memiliki kepemilikan yang terdiversifikasi melalui divisi investasinya, termasuk saham BCA yang signifikan melalui PT Dwimuria. Investama Andalan .
Struktur Kepemilikan:

Berdasarkan data yang tersedia untuk publik, Grup Djarum —melalui Dwimuria Investama Andalan telah lama memegang saham mayoritas di BCA. Akuisisi ini dilakukan melalui jalur hukum dan regulasi.
Keluarga Hartono , melalui PT Dwimuria Investama Andalan tetap menjadi pemegang saham pengendali BCA. Tidak ada indikasi aktivitas ilegal dalam akuisisi atau kepemilikan saham-saham ini. Sisa saham didistribusikan secara luas di kalangan investor institusional dan publik.
Anda dapat melihat rincian lengkap di halaman pemegang saham resmi BCA .
Dampak Kepemilikan Keluarga Hartono terhadap BCA
Akuisisi Bank Central Asia (BCA) oleh keluarga Hartono di awal tahun 2000-an menandai titik balik penting dalam perjalanan bank tersebut. Pengaruh mereka sangat besar, mengubah BCA menjadi salah satu lembaga keuangan paling dikagumi di Asia Tenggara. Berikut bagaimana kepemilikan mereka telah memberikan dampak yang berkelanjutan:
Stabilitas dan Pertumbuhan Strategis
Kebangkitan pascakrisis: Setelah krisis keuangan Asia 1997-1998, BCA berada dalam gejolak. Hartono bersaudara mengakuisisi saham pengendali pada tahun 2002 dan membawa disiplin keuangan serta visi jangka panjang. Profitabilitas yang konsisten: Di bawah kepemimpinan mereka, BCA menjadi bank paling menguntungkan di Indonesia, dengan margin bunga bersih yang kuat dan rasio kredit bermasalah yang rendah.
Gaya Manajemen Konservatif
Keluarga Hartono dikenal karena pendekatannya yang rendah hati dan menghindari risiko , yang tercermin dalam praktik pemberian pinjaman BCA yang hati-hati dan penyangga modal yang kuat. BCA menghindari ekspansi agresif atau usaha berisiko, dan justru berfokus pada keunggulan perbankan inti .
Dampak keluarga Hartono terhadap BCA sungguh transformatif—mengubah lembaga yang dulunya rapuh menjadi pusat stabilitas, inovasi, dan kepercayaan.