
Apakah Harga Minyak Dunia Mempengaruhi Harga Bahan Bakar Indonesia?
Kehidupan di perantauan • 2 Juli 2025
Hingga pembaruan terakhir pada bulan Juni 2025 , harga bahan bakar di Indonesia mencapai Rp12.370 (0,76 USD) per liter untuk bensin (oktan-95) dan Rp13.250 (0,82 USD) untuk solar. Harga ini ditetapkan dan diperbarui setiap bulan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, dan mencerminkan tren minyak global dan nilai tukar mata uang.
Sebagai perbandingan terhadap harga negara lain
Negara | Harga (USD/L) | Catatan |
Indonesia | 0.76 | Harga bersubsidi |
Amerika Serikat | 1.02 | Relatif rendah karena produksi dalam negeri |
Filipina | 1.21 | Baru-baru ini disesuaikan ke bawah |
India | 1.29 | Pajak yang tinggi berkontribusi terhadap harga |
Jerman | 1.71 | Salah satu yang tertinggi di Eropa |
Norwegia | 2.12 | Pajak tinggi meski menjadi produsen minyak |
Venezuela | ~0,03 detik | Subsidi besar-besaran, terendah secara global |
Rata-rata Global | 1.29 | Berdasarkan bensin oktan-95 |
Harga bahan bakar Indonesia jauh di bawah rata-rata global , berkat subsidi pemerintah.Negara-negara seperti Norwegia dan Jerman memiliki harga yang tinggi karena pajak lingkungan. Sementara Venezuela tetap menjadi pengecualian dengan harga yang sangat rendah karena subsidi yang sangat besar.
Meski demikian, harga BBM nonsubsidi di Indonesia masih berfluktuasi dan terus naik.
Bagaimana Harga Minyak Dunia Mempengaruhi Harga Bahan Bakar Lokal

- Minyak Mentah Sebagai Komoditas Dasar
Sebagian besar bahan bakar (bensin, solar, minyak tanah) dimurnikan dari minyak mentah , yang diperdagangkan secara global.Ketika harga minyak mentah dunia naik , biaya penyulingan dan impor bahan bakar meningkat , yang dibebankan kepada konsumen.
- Nilai Tukar Mata Uang
Minyak diperdagangkan dalam dolar AS . Jika rupiah Indonesia melemah terhadap dolar, maka impor minyak akan menjadi lebih mahal , meskipun harga minyak dunia tetap stabil.
- Ketegangan Geopolitik
Konflik di wilayah penghasil minyak (seperti Timur Tengah) dapat mengganggu pasokan dan menaikkan harga global , yang kemudian berdampak ke pasar lokal. Misalnya, ketegangan di Selat Hormuz —rute pengiriman minyak utama—dapat menyebabkan lonjakan harga.
- Kebijakan Pemerintah dan Subsidi
Indonesia mensubsidi jenis bahan bakar tertentu (seperti Pertalite dan Solar), yang dapat melindungi konsumen dari fluktuasi harga global. Namun, bahan bakar non-subsidi (seperti Pertamax dan Dexlite ) dihargai berdasarkan harga pasar , sehingga fluktuasinya lebih langsung terkait dengan harga minyak global.
- Dinamika Penawaran dan Permintaan
Ketika permintaan minyak global meningkat (misalnya, selama pemulihan ekonomi), harga akan naik. Sebaliknya, selama perlambatan global (seperti pandemi COVID-19), permintaan akan turun dan harga akan turun.