UMKM Indonesia: Strategi Utama Dongkrak Digitalisasi
Bisnis • 12 April 2023
Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, telah melihat nilai industri digitalnya tumbuh secara signifikan dari US$41 miliar pada tahun 2019 menjadi US$77 miliar pada tahun 2022. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi US$130 miliar pada tahun 2025, terutama didorong oleh e-commerce. Proyeksi semacam itu menyoroti potensi ekonomi digital negara tersebut.
UMKM memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Hampir 89% tenaga kerja negara bekerja di UMKM, dan sektor ini juga merupakan 61,1% dari PDB Indonesia pada tahun 2021. Dengan kontribusi tersebut, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa UMKM adalah fondasi perekonomian Indonesia. Dengan demikian, digitalisasi UMKM sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi digital.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang mendukung untuk mendorong ekonomi digital, disertai dengan perbaikan infrastruktur digital. Jumlah pengguna telah meningkat pesat selama pandemi, dari 150 juta pengguna pada 2019 menjadi 203 juta pada 2021. Hal ini mencerminkan tingkat penetrasi internet yang cukup tinggi sebesar 73,7 persen untuk total populasi.
Upaya Digitalisasi UMKM
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Pertama, populasi muda substansial yang paham digital telah menjadi signifikan. Kedua, penetrasi seluler yang relatif tinggi memfasilitasi seringnya penggunaan situs e-commerce dan media sosial untuk membeli dan menjual produk dan layanan. Ketiga, semakin populernya pembayaran digital juga berkorelasi dengan peningkatan konsumsi online.
Untuk menopang pesatnya pertumbuhan ekonomi digital, pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai inisiatif, seperti inisiatif UMKM Go Digital (UMKM Go Digital) yang mendorong digitalisasi UMKM lokal.
Inisiatif UMKM Go Digital, yang membantu UMKM menjadi digital dan onboard di pasar. Pemerintah memberikan pelatihan keterampilan digital bagi UMKM untuk memastikan proses digitalisasi berjalan mulus. Selain mendapatkan pelatihan, UMKM peserta inisiatif ini akan mendapatkan akses ke berbagai program pembinaan dan program pinjaman usaha yang ditawarkan oleh Himpunan Bank Milik Negara ( Himbara ). Pemerintah juga telah menggagas Bangga Produk Indonesia ( Bangga Buatan Indonesia) untuk memperbesar promosi produk lokal di marketplace .
Di luar Digitalisasi
Namun, terlepas dari dukungan pemerintah, berbagai tantangan masih menghalangi Indonesia untuk memperluas jangkauan digitalisasi UMKM secara maksimal. Tantangan pertama adalah kurangnya infrastruktur digital yang memadai, keterampilan digital, dan akses ke berbagai inisiatif digitalisasi UMKM yang telah dimulai pemerintah. Sementara itu, tantangan kedua adalah memastikan bahwa UMKM yang terdigitalisasi tidak hanya menggunakan teknologi digital sebagai alat untuk menjalankan bisnis, tetapi juga sebagai sarana untuk mengubah pendekatan dan strategi bisnis mereka secara digital.
Terkait digitalisasi UMKM, ada tiga model transformasi digital yang harus diperhatikan:
1.) UMKM dengan tingkat kematangan digital yang tinggi: memanfaatkan teknologi digital untuk mendigitalkan organisasi;
2.) UMKM yang mengalami kendala likuiditas namun memiliki tingkat kematangan digital yang rendah: memanfaatkan teknologi digital hanya untuk tujuan penjualan dan pemasaran, dan;
3.) UMKM dengan literasi digital terbatas tetapi modal sosial tinggi: memanfaatkan teknologi digital untuk berkolaborasi dengan pihak lain yang memiliki literasi digital tinggi.
Untuk memanfaatkan potensi penuh UMKM digital, pelaku UMKM harus didorong untuk memanfaatkan teknologi digital di luar tujuan pemasarannya. UMKM harus dapat menggabungkan teknologi digital untuk tujuan lain, seperti memberikan pengalaman konsumen yang lebih baik , mengembangkan lebih banyak produk dan usaha, serta membangun jaringan yang solid.
Penyederhanaan adalah Kuncinya
Untuk mengatasi berbagai tantangan yang telah dijelaskan di atas, diperlukan strategi yang komprehensif untuk mendorong literasi digital UMKM, khususnya UMKM di luar wilayah Jawa-Bali. Strategi yang perlu diambil harus mudah dipahami, diikuti, dan diakses oleh UMKM dari berbagai demografi dan tingkat literasi digital. Oleh karena itu, strategi harus dibuat sesederhana mungkin.
Salah satu contoh yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan UMKM dengan alat digital yang sederhana namun kuat yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Meta for Business, yang terdiri dari WhatsApp Business, Instagram for Business, dan Facebook Business Pages, menjadi contoh yang baik. Meta for Business didukung oleh Meta, yang memiliki media sosial dan platform perpesanan yang banyak digunakan di Indonesia. Fitur yang tersedia di Meta Business beragam dan tidak memerlukan kemampuan literasi digital yang canggih untuk mengoperasikannya. Melalui Instagram Business, UMKM dapat membuat kampanye pemasaran dengan audiens pasar yang lebih dekat. Dengan halaman Bisnis Facebook, UMKM dapat membangun komunitas yang menarik dengan pelanggan dan calon pelanggan. Sementara itu, dengan memanfaatkan WhatsApp Business, UMKM dapat meningkatkan layanan pelanggan mereka dan berkomunikasi dengan basis pelanggan mereka dalam media yang aman dan nyaman.
Tidak ada sektor yang kebal terhadap fenomena digital, termasuk industri tradisional yang lebih mapan. Dan, ketika ekonomi digital menyebar, akan menarik untuk melihat bagaimana bisnis menyesuaikan, mengadaptasi, dan mengadopsi alat digital yang tersedia untuk aktivitas sehari-hari mereka dan, pada akhirnya, bagaimana seluruh ekonomi menjadi lebih terhubung secara digital di masa mendatang.